as-Sajjad

Sebuah doa yang dibaca Imam Ali Zainal ‘Abidin ketika beliau bersujud disudut Kabah di bawah mizab, yaitu pancuran air. Nah, di bahwa pancuran air inilah Imam Ali Zainal ‘Abidin berdoa sambil bersujud.

Inilah hamba sahaya-Mu rebah di halaman kebesaran-Mu.
Inilah si malang-Mu rebah di halaman kebesaran-Mu.
Inilah si fakir-Mu rebah di halaman kebesaran-Mu.
Inilah pengemis-Mu di halaman kebesaran-Mu.

Tuhanku,
Demi kebesaran-Mu, keagungan-Mu, dan kemuliaan-Mu,
Sekiranya sejak Engkau menciptakan aku,
Sejak masa permulaanku aku menyembah-Mu,
Sekekal badai rububiyah-Mu,
Dengan setiap lembar rambutku,
Setiap kejam mataku sepanjang masa,
Dengan pujian dan syukur segenap makhluk-Mu,
Maka aku takkan mampu mensyukuri nikmat-nikmat-Mu yang paling tersembunyi padaku.
Sekiranya aku menggali tambang besi dunia dengan gigiku,
Dan menanami buminya dengan lembar-lembar alis mataku,
Dan menangis takut kepada-Mu dengan air mata dan darah sebanyak samudera langit dan bumi,
Maka semua itu kecil dibandingkan dengan banyaknya kewajibanku atas-Mu. Sekiranya, setelah itu,
Engkau menyiksaku dengan azab seluruh makhluk,
Engkau besarkan tubuh dan ragaku,
Engkau penuhi Jahanam pada seluruh sudutnya dengan tubuhku sehingga di sana tidak ada lagi yang disiksa selainku,
Tidak ada lagi kayu bakar selain diriku,
Maka semua itu kecil dibandingkan dengan keadilan-Mu dan besarnya hukuman-Mu yang harus kuterima mengingat dosa-dosa yang kulakukan.

Pelayan dan pemandu



Tentang Penamaan Syubhah (Keraguan) dan Pelecehan terhadap Orang Ragu

Ragu dinamakan ragu karena ia menyerupai kebenaran. Dan bagi para pencinta Allah, keyakinan mereka melayani mereka sebagai cahaya, dan arah jalan yang benar (itu sendiri) melayani sebagai pemandu; sementara musuh-musuh Allah, di saat ragu, berseru kepada kesesatan dalam kegelapan ragu, dan pemandu mereka adalah kebutaan (akal). Orang yang takut akan kematian tak dapat melepaskan diri darinya, tak dapat pula orang yang takut kepada kehidupan yang kekal akan mendapatkannya. • [k38]

Licik pergi begitu jua 68

Contoh dunia ini adalah ibarat ular yang lembut dalam sentuhan tetapi racunnya mematikan. Oleh karena itu, jauhkanlah diri Anda dari apa saja yang nampak baik bagi Anda, karena tinggalnya beserta Anda singkat. Janganlah Anda cemas atasnya karena keyakinan Anda bahwa ia akan mmeninggalkan Anda dan keadaannya tak tetap. Bilamana Anda merasa sangat tertarik kepadanya, jauhkanlah ia sekuat mungkin, karena bilamana seseorang telah yakin akan kebahagiaan di dalamnya, ia melemparkannya ke dalam bahaya; atau bilamana ia merasa aman di dalamnya, dunia mengubah keamanannya menjadi ketakutan. Wasalam. •

Sakarat Cahaya Sebenar

Tidakkah Anda melihat bahwa para pendahulu Anda tidak kembali, dan para penyusul yang masih hidup tidak tinggal? Tidakkah Anda melihat bahwa manusia dunia berlalu pagi dan petang dalam berbagai keadaan? Maka, (di suatu tempatj mayat ditangisi, seseorang dihiburi, seseorang terjungkal dalam kesedihan, seseorang bertanya tentang sakit, seseorang melewatkan nafasnya yang terakhir, seseorang merindukan dunia sementara maut sedang mencarinya, seseorang lupa tetapi ia tidak dilupakan (oleh maut), dan pada jejak langkah para pendahulu itu berjalan orang-orang yang masih hidup.

Berjaga-jagalah! Pada saat melakukan perbuatan-perbuatan jahat, ingatlah akan perusak kegembiraan, perusak kesenangan, pembunuh hasrat fyakni maut). Carilah pertolongan Allah untuk memenuhi hak-hak yang wajib kepada-Nya, dan untuk (bersyukur kepada-Nya) atas nikmat-nikmat dan kebaikan-Nya yang tak terhitung banyaknya. •

Muhasabah Dan ketakwaan

Orang yang memandang surga dan neraka, tidak mempunyai tujuan lain. Orang yang berusaha dan bertindak dengan cepat, berhasil, sedang pencari yang lambat dapat pula menaruh harapan; dan orang yang kekurangan amal menghadapi kehancuran di neraka. Di kanan dan kiri ada jalan-jalan yang menyesatkan. Hanya jalan tengah yang merupakan jalan yang benar. Pada jalan ini ada Kitab Abadi dan sunah Nabi SAWW. Darinya sunah tersebar dan kepadanyalah tempat kembali.
Orang yang mengaku (sebaliknya) runtuh, dan orang yang mengada-adakan kebatilan akan kecewa. Orang yang melawan kebenaran dengan wajahnya akan beroleh kehancuran
.
[i] Cukuplah kejahilan bagi orang yang tidak mengenal dirinya. Orang yang berakar kuat dalam takwa tidak binasa,[ii] dan perkebunan suatu kaum yang berdasarkan takwa tidak akan kehabisan air. Sembunyikanlah diri Anda dalam rumah Anda dan perbaikilah diri Anda. Taubat ada di belakang Anda. Orang hanya harus memuji Allah dan menyalahkan dirinya sendiri. •



[i] Dalam beberapa versi, kata-kata man abda shafhatahu lil haqqi halaku" (barangsiapa menentang hak dengan wajahnya maka celakalah ia) disusul kata-kata: "'inda jahalatin-nas". Dalam hal ini arti kalimat itu menjadi "orang tegak yang menghadapi kebenaran, mati dalam penilaian orang yang jahil".
[ii] Takwa adalah penamaan bagi hati dan jiwa yang dipengaruhi kebenaran Ilahi, sehingga jiwanya yang penuh takwa kepada Allah menambah ibadahnya kepada-Nya. Tidak mungkin hati akan penuh dengan takwa kepada Allah tanpa diterjemahkan ke dalam peribadatan dan amal saleh. Dan karena peribadatan dan penyerahan din memperbaiki hati dan membersihkan jiwa maka kebersihan hati bertambah dengan meningkatnya peribadatan. Itulah sebabnya maka takwa, dalam Al-Qur'an, kadang-kadang berarti takut, kadang-kadang berarti kebersihan hati dan jiwa. Dengan demikian firman Allah: "Wa iyyaya fattagun" (dan hanya kepada-Ku-lah karnu harus bertakwa, QS. 2:41), takwa berarti takut, sedang dalam ayat: "ittaqullah haqqa tugatihi" (Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya) (QS. 3:102), takwa berarti peribadatan dan ketaatan, dan dalam ayat Wa yakhsya-lāha wa yattaghi fa ulā'ika humul-fa'izun (Dan barang-siapa yang taal kepada Allah dan bertakwa kepuda-Nya, maka mereka itu adalah orang-nrang vang mendapM kemenangan) (QS. 24:52), takwa berarti kejernihan jiwa dan kebersihan hati.
Dalam hadis-hadis, takwa dibagi atas tiga tingkat. Tingkat pertama, ialah bahwa seseorang harus menurut perintah-perintah dan menghindari larangan. Tingkat kedua adalah menuruti hal-hal yang sunah (dianjurkan) dan menghindari hal-hal yang makruh atau tidak disukai. Tingkat ketiga, seseorang harus juga menghindari hal-hal yang dibolehkan bila ragu. Tingkat pertama adalah untuk orang biasa, yang kedua bagi orang yang mulia dan yang ketiga bagi orang yang berkemuliaan tinggi.
Tidak ada dosa bagi orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan vang rnereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) berlakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuak kebajikan. (QS. 5:93)
Amirul Mukminm mengatakan bahwa hanya amal yang didasarkan pada takwa yang dapal bcrtahan dan bahwa amal akan berkembang serta berbuah bila diairi takwa, karena ibadat hanya bermakna bila dilakukan dengan penyerahan diri. Allah berfirman:
"Apakah orang-orang yung mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepadu Allah, dan keridaan(-Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yung mendirikan bangunannva di tepi jurang yang runtuh, lulu bangunannya itu jaluh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka jahanam?" (QS. 9:109)
Dengan kata lain, tiap kepercayaan yang tidak berdasarkan pengctahuan dan keyakinan adalah seperti bangunan yang didirikan tanpa fondasi, tak akan kokoh, sedang amal tanpa takwa, adalah seperti tanaman yang layu karena kekurangan air.

Harapan Untuk Situasi

Kemudian daripada itu, sesungguhnya dunia ini telah memalingkan belakangnya dan memaklumkan perpisahannya, sementara dunia yang akan datang telah muncul ke depan dan memaklumkan mendekatnya ia. Sekarang adalah hari persiapan sedang esok adalah hari perlumbaan. Tempat yang dituju ialah syurga sedang tempat kembali adalah neraka. Tidak adakah seseorang yang akan bertaubat atas kesalahannya sebelum kematiaanya? Atau tidak adakah seseorang yang hendak berbuat kebajikan sebelum hari ujian?Ingatlah, anda berada di hari-hari harapan dan disebaliknya berdiri kematian. Barangsiapa beramal di hari-hari harapannya sebelum datang kematiannya, amalnya akan bermanfaat baginya dan kematiannya tidak akan merugikannya. Tetapi, orang-orang yang tidak beramal dalam masa harapannya sebelum datang ajalnya, amal-amalnya adalah sia-sia dan kematiannya adalah suatu kemudharatan baginya. Berhati-hatilah dan beramallah dalam masa ketertarikan sebagaimana anda berbuat dalam masa kengerian. Berhati-hatilah, saya belum melihat seseorang yang menghasratkan syurga tertidur, dan tidak pula seseorang yang berasa ngeri akan neraka terlelap.Ingatlah, orang yang baginya hak tidak bermanfaat, akan menderita sengsara dari kebatilan, dan orang yang tidak dikukuhkan oleh petunjuk akan terbawa oleh kesesatan ke arah kehancuran. Berhati-hatilah, anda telah diperintahkan untuk maju dan telah dibimbing bagaimana membekali perjalanan itu. Sungguh, hal yang paling menakutkan saya dan khuwatirnya tentang anda sekalian ialah mengikuti hawa nafsu dan berpanjangnya harapan. Berbekalkan untuk diri anda dari dunia ini yang akan menyelamatkan anda esok ( pada Hari Pengadilan ).

* Khutbah Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as

Muhasabah dan Pengertian

Rendah Hati

  • Rendah Hati (tawadhu) adalah suatu kenikmatan yang tidak dimengertikan oleh orang yang berdengki.
  • Sombong terhadap orang-orang yang sombong adalah tawadhu itu sendiri.
  • Rendah hati termasuk salah satu cara mendapatkan kemuliaan.
  • Rendah hati membawa kepada keselamatan.
  • Tidak ada nasab (yang lebih mulia) seperti rendah hati.
  • Buah dari rendah hati adalah (mendapatkan) kecintaan.
  • Kerendahanhatian seseorang di saat dia memiliki kedudukan menjadi pelindungan baginya ketika dia mengalami kejatuhan.
  • Temuilah orang-orang ketika mereka butuh kepadamu dengan keceriaan dan kerendahanhatian. Maka, jika engkau terkena suatu musibah dan keadaan buruk menimpamu, lalu engkau bertemu dengan mereka, maka engkau telah aman dan terlepas dari bahaya kehinaan karena kerendahanhatianmu itu.
  • Orang-orang golongan atas, jika mereka terdidik, mereka rendah hati; dan jika mereka menjadi miskin, mereka menyerang.
  • Imam Ali as. berkata kepada seseorang yang memuji-mujinya secara berlebihan, sementara kesetiaannya kepada beliau diragukan, "Aku tidak seperti yang kaukatakan, dan 'di atas' apa yang engkau sembunyikan di dalam hatimu."
  • Orang yang rendah hati seperti jurang yang di dalamnya berhimpun air hujan dan air hujan lainnya, sedangkan orang yang sombong seperti bukit yang tidak menetap di dalamnya air hujannya dan air hujan yang lain.
  • Jika engkau telah melakukan segala sesuatu, maka jadilah seperti orang yang tidak melakukan apa pun. []

Penyucian jiwa

SEDEKAH

  1. Mohonlah (kepada Allah SWT) agar diturunkan-Nya rezeki dengan cara banyak bersedekah.
  2. Sedekah adalah obat yang manjur.
  3. Peliharalah iman kalian dengan bersedekah.
  4. Jika kalian jatuh miskin, maka berdaganglah dengan Allah Ta'ala dengan bersedekah.