Niat D Hati

Orang yang mempunyai niat yang tulus adalah dia yang hatinya tenang; sebab hati yang tenang, yang terbebas dari pemikiran mengenai hal-hal yang terlarang, berasal dari upaya membuat niatmu murni untuk Allah dalam segala perkara.

Pada hari harta benda dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang suci. (QS Al-Syu 'ara [26]: 88-90)

Nabi Saw. bersabda,"Niat orang beriman itu lebih baik daripada perbuatannya," dan juga,"Perbuatan-perbuatan itu terjadi karena niat, dan setiap manusia akan memetik buah dari apa yang diniatkannya." Hamba Allah kerananya harus mempunyai niat yang tulus setiap kali dia berbuat atau diam, sebab dengan demikian dia tidak akan bertindak 'sembrono'. Orang-orang yang 'sembrono' telah ditegur oleh Allah Swt.:

Tidak, mereka hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi jalan pikirannya dari binatang itu. (QS Al-Furqan [25]: 44)

Mereka itulah orang-orang yang alpa.(QS Al-A'raf [7]: 179)

Niat timbul dari hati, sesuai dengan kesucian pengetahuan. Ia beragam sebagaimana keyakinan juga beragam pada saat-saat yang berlainan dalam kekuatan dan kelemahannya. Keinginan untuk mementingkan diri sendiri dan nafsu dari orang-orang yang mempunyai niat tulus ditaklukkan oleh kekuatan dan pemujaan (ibadah) terhadap Allah dan kerendahan hati di hadapan-Nya. Kerana sifatnya, keinginannya dan hasratnya sendiri, ia menjadi tidak tenang, tetapi orang-orang tetap merasa tenang di tangannya.[]